Ini Faktor yang Membuat Game Hyper Casual Menuai Kesuksesan

Trenteknologi.com – Game Hyper Casual, yakni game lightweight yang membuat pengguna merasa kecanduan dapat langsung dimainkan dan dimainkan berulang kali, telah menjadi salah satu genre game seluler paling populer dengan kinerja paling tinggi selama pandemi. Pada bulan Desember 2019 – Maret 2020, jumlah instalasi game hiperkasual meningkat menjadi lebih dari dua kali lipat (104%) di tingkat global.

Jumlah gameplay pun sangat tinggi. Data Adjust menunjukkan bahwa jumlah sesi aplikasi global meningkat sebesar 72% pada bulan Maret, saat lockdown karena COVID-19 mulai diberlakukan secara ketat dan masyarakat memainkan game Hyper Casual untuk mendapatkan hiburan dan melepaskan penat. Jumlah sesi di berbagai negara meningkat pesat dan Cina memimpin dengan kenaikan sebesar 300 persen. Walaupun karantina mungkin berkontribusi terhadap popularitas game hiperkasual, ini merupakan kisah sukses yang diraih melalui proses panjang.

Game Hyper Casual harus menarik secara estetika dan memiliki model perkembangan yang memuaskan karena game jenis ini tergolong sederhana. Genre ini dirancang untuk dimainkan dalam beberapa sesi singkat dan tidak membutuhkan banyak memori pada perangkat pengguna. Akan tetapi, para pembuat aplikasi menyadari bahwa game yang paling sederhana tidak menjamin kesuksesan. Oleh karena itu, para pembuat aplikasi dapat mengikuti formula empat langkah sebagai panduan untuk meraih kesuksesan.

1.    Menentukan Mekanika Game yang Tepat

BACA JUGA :  realme 11 dan realme C51 Resmi Dijual di Seluruh Indonesia, Ini Harganya

Sebelum membuat game hiperkasual, kita perlu menentukan mekanika game yang tepat agar game dapat berjalan dengan baik. Kesederhanaan sangatlah penting bagi game hiperkasual dan pembuat game dapat menciptakan pengalaman pengguna yang menarik dan lightweight dengan merancang mekanika game yang tepat. Beberapa contoh mekanika game hiperkasual yang digunakan oleh pembuat game untuk membuat aplikasi yang menarik adalah:

  1. Timing mechanics—Pengguna perlu menyentuh layar untuk melakukan sesuatu pada saat yang tepat. Contoh game dengan mekanika seperti ini adalah Run Race 3D.
  2. Rising/falling mechanics—Mekanika ini menampilkan objek yang naik atau turun secara digital. Contoh game dengan mekanika seperti ini adalah Helix Jump.
  3. Stacking mechanics—Pengguna perlu menyusun/menumpuk objek dan seringkali melibatkan mekanika lainnya dalam game. Contoh game dengan mekanika seperti ini adalah Cat Stack.

Selain itu, panduan ini juga menjelaskan tentang sembilan jenis mekanika game hiperkasual yang paling umum.

2. Menemukan Sweet Spot untuk Monetisasi

Sesuai dengan desain, jumlah sesi game hiperkasual cenderung pendek (1,56 per pengguna, per hari) dan memiliki tingkat loyalitas moderat (11% untuk game hiperkasual dibandingkan dengan 24% untuk game lainnya saat digabungkan). Akan tetapi, genre hiperkasual memang dikembangkan untuk menyediakan pengalaman pengguna seperti ini. Selain itu, game hiperkasual memiliki keunggulan dibandingkan dengan genre lainnya — game hiperkasual dapat menayangkan lebih banyak iklan dibandingkan gameplay dalam satu menit, menghasilkan pendapatan dan masih menarik perhatian audience mereka.

BACA JUGA :  MyCAREER dan The City Kembali di NBA 2K24 dengan Fitur-fitur Terbaru untuk PS5 dan Xbox Series X|S

Tampaknya, pemasar sebaiknya menayangkan lebih banyak iklan, tetapi pengguna juga memiliki batasan. Data menunjukkan bahwa empat iklan per menit terlampau banyak. Banyak game tidak mencapai angka tersebut – sehingga kehilangan peluang untuk menghasilkan lebih banyak uang dengan menayangkan jumlah iklan yang optimal kepada audience mereka. Sweet spot tampaknya berada di kisaran 2 – 3 iklan per menit, jumlah yang memungkinkan perusahaan game hiperkasual untuk meningkatkan pendapatan hingga 10%.

3. Mendorong Pertumbuhan dengan Efek Bola Salju (Snowball Effect)

Parameter kesuksesan bagi perusahaan game hiperkasual sedikit berbeda dari perusahaan lainnya. Mereka cenderung lebih berfokus pada pengguna aktif harian untuk seluruh portofolio, bukan hanya untuk sebuah game. Pembuat aplikasi menciptakan sistem baru, yakni Efek Bola Salju (Snowball Effect) dengan memanfaatkan daya tarik setiap game yang cenderung tidak bertahan lama.

Saat pengguna merasa bosan dengan sebuah game, pembuat game hiperkasual sudah menyiapkan game berikutnya dan menayangkan iklannya dalam game pertama yang dimainkan oleh pengguna. Walaupun pengguna dapat berhenti memainkan sebuah game, perusahaan tetap mempertahankan pengguna tersebut dengan mengarahkan mereka ke aplikasi berikutnya melalui iklan. Pendekatan ini terbukti menguntungkan saat pembuat game berkembang dan mempertahankan pengguna lintas game, sehingga mereka dapat menayangkan lebih banyak iklan.

4. Secara Proaktif Melawan Bot

Game hiperkasual memiliki kesamaan dengan genre lainnya, yakni: bot dalam aplikasi. Penipuan bot dalam aplikasi menyerang game setelah instalasi, menggerus pendapatan dan merusak game untuk pemain sesungguhnya.

BACA JUGA :  Agate dan PQube Umumkan Kolaborasi Strategis untuk Proyek "Project Dead"

Bot dapat mengganggu in-app economy sebuah game dan ternyata sangat mudah digunakan. Lakukan pencarian untuk “bot game seluler” dan Anda akan terkejut, hasilnya meliputi situs web yang menyediakan bot untuk 30 game paling populer. Bot biasanya dibeli oleh pengguna seringkali dengan sistem berlangganan bot akan bermain melawan bot lainnya atau pemain asli selama masih diperlukan. Bot tidak hanya merusak gameplay, tetapi juga dapat merusak reputasi brand dan sayangnya, pembuat aplikasi seringkali mengalami kesulitan yang sangat besar dalam melakukan pendeteksian bot secara in-house.

Saatnya untuk meraih kesuksesan

Statistik sudah secara jelas menunjukkan bahwa penduduk di seluruh dunia kini semakin banyak menghabiskan waktu untuk bermain game dan juga semakin tertarik dengan iklan. Tren ini menjadi kekuatan dari model monetisasi hiperkasual yang unik. Pembuat aplikasi dapat meraih kesuksesan jika mereka mengambil keputusan-keputusan yang baik dan mengikuti tips-tips di atas.

Total
0
Shares
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mengenal Teknologi Touch Sampling Rate 240Hz pada POCO X3

Next Post

AOPEN 22CV1Q, Monitor Murah yang Cocok untuk Dukung Produktivitas

Related Posts
Total
0
Share